Akhir-akhir ini, sepertinya banyak terdengar dan terlihat sedikit -dan beranjak banyak- kegelisahan dari semua elemen masyarakat. Entah itu Pemerintah, Birokrat, Pengusaha, Buruh, Saudagar, Orang berduit (kalau tidak mau dibilang beruang), Atlet trus...siapa yah?! Hampir semua pokoknya.
Sumber kerisauannya memang bukan dari dalam negeri Indonesia sendiri. Tapi dari luar. Yah... dari negara Paman Sam(iri), Amerika Serikat (AS). Bayangkan... negara superpower ekonominya nyaris tumbang karena terpaan krisis global (kata orang pinter ekonomi). Padahal, sampeyan weruh sendiri sejak Uni Sovyiet modyar, AS seolah-olah ndak ada tandingannya di jagat ini. Lha ngunu kok ya bisa goyah ekonominya?
Sampeyan yang geregeten sama AS pasti sudah mbayangin kalau AS bakalan remek ekonominya, sehingga ndak bakal mlete atau petantang petenteng jadi polisi dunia lagi. Tunggu dulu. Negara pendukung Yahudi siwalan itu tentu ndak bakal tinggal diam melihat hancurnya ekonomi negara. Yang saya dengar dan baca beritanya, pemerintah AS sudah melakukan upaya-upaya penyelamatan ekonomi. Entah hasilnya.
Yang medeni dan menakutkan, imbas krisis AS ini kok juga nular ke negara-negara lain di dunia. Tak terkecuali Indonesia tersayang ini. Ini yang mbikin orang nderedeg gemeter seperti yang saya tulis diatas tadi. Ingat krisis yang pernah melanda Indonesia tahun 1997-1998 dulu?? Heww... Ngeri....!!
Saya sih percaya, pak presiden dan menteri-menteri ekonominya yang hebat (sugeng rawuh bu Sri Mulyani dateng blog kulo), tentu juga ndak bakal rela Indonesia kena krisis lagi. Beliau-beliau lebih pintar ngatur perekonomian Indonesia. Tapi ya...ada sedikit usul usil.
Mbok ya.. yang diperhatiin bukan cuma orang-orang kaya dan sugih. Dari berita-berita kok kesannya pengusaha-pengusaha gedhe yang diawasi, nasabah-nasabah dengan tabungan diatas 2 Milyar yang dijamin, pemilik-pemilik bank yang 'diberi' insentif ini-itu, dan kesan-kesan aneh lainnya. Masak sih lupa sama kasus-kasus BLBI? Kasus yang sederhananya begini, pemilik bank dipinjemi uang untuk dikembalikan kepada nasabah. Tapi setelah mbayar nasabah, utang kepada pemerintah malah ndak dibayar. Trus malah kabur ke luar negeri. Megeli tho? Ya gini kalau orang sudah kaya malah dikasih uang. Kemaruk.....
Kenapa bukan kepada wong alit, pedagang kecil dan menengah atau wiraswasta yang dibantu? Bukankan mereka lebih tahan banting dan sepertinya ga ngurus mau ada krisis global atau tidak? Mereka lebih mengerti kondisi riil ekonomi rakyat bawah itu bagaimana. Bukan cukong-cukong a la mafia Berkeley itu.
Setahu saya yang bodoh ini, semua potensi dan kekayaan negara dikuasai oleh pemerintah, diperuntukkan bagi kemakmuran rakyat. Bukan bagi konglomerat!!!!!!
nb : tetep dukung Indonesia, pokoknya Indonesia. Hidup Milan dan Chris John!!!! (lho?!?!)
Sumber kerisauannya memang bukan dari dalam negeri Indonesia sendiri. Tapi dari luar. Yah... dari negara Paman Sam(iri), Amerika Serikat (AS). Bayangkan... negara superpower ekonominya nyaris tumbang karena terpaan krisis global (kata orang pinter ekonomi). Padahal, sampeyan weruh sendiri sejak Uni Sovyiet modyar, AS seolah-olah ndak ada tandingannya di jagat ini. Lha ngunu kok ya bisa goyah ekonominya?
Sampeyan yang geregeten sama AS pasti sudah mbayangin kalau AS bakalan remek ekonominya, sehingga ndak bakal mlete atau petantang petenteng jadi polisi dunia lagi. Tunggu dulu. Negara pendukung Yahudi siwalan itu tentu ndak bakal tinggal diam melihat hancurnya ekonomi negara. Yang saya dengar dan baca beritanya, pemerintah AS sudah melakukan upaya-upaya penyelamatan ekonomi. Entah hasilnya.
Yang medeni dan menakutkan, imbas krisis AS ini kok juga nular ke negara-negara lain di dunia. Tak terkecuali Indonesia tersayang ini. Ini yang mbikin orang nderedeg gemeter seperti yang saya tulis diatas tadi. Ingat krisis yang pernah melanda Indonesia tahun 1997-1998 dulu?? Heww... Ngeri....!!
Saya sih percaya, pak presiden dan menteri-menteri ekonominya yang hebat (sugeng rawuh bu Sri Mulyani dateng blog kulo), tentu juga ndak bakal rela Indonesia kena krisis lagi. Beliau-beliau lebih pintar ngatur perekonomian Indonesia. Tapi ya...ada sedikit usul usil.
Mbok ya.. yang diperhatiin bukan cuma orang-orang kaya dan sugih. Dari berita-berita kok kesannya pengusaha-pengusaha gedhe yang diawasi, nasabah-nasabah dengan tabungan diatas 2 Milyar yang dijamin, pemilik-pemilik bank yang 'diberi' insentif ini-itu, dan kesan-kesan aneh lainnya. Masak sih lupa sama kasus-kasus BLBI? Kasus yang sederhananya begini, pemilik bank dipinjemi uang untuk dikembalikan kepada nasabah. Tapi setelah mbayar nasabah, utang kepada pemerintah malah ndak dibayar. Trus malah kabur ke luar negeri. Megeli tho? Ya gini kalau orang sudah kaya malah dikasih uang. Kemaruk.....
Kenapa bukan kepada wong alit, pedagang kecil dan menengah atau wiraswasta yang dibantu? Bukankan mereka lebih tahan banting dan sepertinya ga ngurus mau ada krisis global atau tidak? Mereka lebih mengerti kondisi riil ekonomi rakyat bawah itu bagaimana. Bukan cukong-cukong a la mafia Berkeley itu.
Setahu saya yang bodoh ini, semua potensi dan kekayaan negara dikuasai oleh pemerintah, diperuntukkan bagi kemakmuran rakyat. Bukan bagi konglomerat!!!!!!
nb : tetep dukung Indonesia, pokoknya Indonesia. Hidup Milan dan Chris John!!!! (lho?!?!)
1 komentar:
Out of topic
mampir dulu ah kang otong tea hehehe
Posting Komentar