Kamis, 14 Agustus 2008

K.A.M.U

Kamu........
Teman baikku, Kawan lamaku, 'Musuh' abadiku

Kamu........
Sosok yang harus kukagumi, Penguasa 95% asaku, Penjaga hatiku.

Kamu.......
Perempuanku, Wanitaku, Pendampingku.

Kamu.......
Pelindung ragaku, Pendamai Jiwaku, Penyempurna hidupku

Kamu.......
Penggemarku, Pengagumku, Penyayangku.

Kamu......
Senyumku, Tawaku, Tangisku.

Dan tetap kamu......
Tiga tahun yang lalu......


nb : teruntuk Dee, sosok termanis dalam hidupku..... :)

Sabtu, 02 Agustus 2008

Saya Mencoba Memaknai Lagu

Seperti yang pernah saya posting disini, dunia musik indonesia sekarang ini sedang ramai-ramainya dibanjiri band-band pendatang baru yang menawarkan jenis musik yang kurang lebih nyaris sama.



Tapi masih ada satu band baru yang mampu mencuri perhatian saya, yaitu Letto. Band ini digawangi oleh Noe (Sabrang Mowo Damar Panuluh) sebagai vokalis, Patub (Agus Riyono) sebagai gitaris, Arian (Ari Prastowo) sebagai bassis, dan Dhedot (Dedi Riyono) sebagai drummer. Kedalaman lirik dan aransemen musik (terutama kehebatan Patub mengisi celah-celah kosong lagu dengan gitarnya) yang membuat saya suka akan grup ini.

Berbeda dengan band baru pada umumnya, kedalama lirik lagu Letto yang sebagian besar diciptakan oleh Noe ini seolah membuat kita mau tidak mau harus berpikir dan meresapinya. Saya mencoba untuk sekedar mengartikan apa yang tersirat dari lirik lagu Letto. Bisa kita simak hasilnya pada lirik lagu Sandaran Hati dibawah ini.....



Yakinkah ku berdiri, di hampa tanpa sepi
Bolehkah aku mendengarmu
Terkubur dalam emosi, tanpa bisa sembunyi
Aku dan nafasku merindukanmu

Terpurukku di sini, teraniaya sepi
Dan kutahu pasti kau menemani… yeah
Dalam hidupku, kesendirianku

(Kehidupan kita sebagai manusia di dunia ini, tidak bisa jauh dari ke-Esaan Gusti Allah SWT. Perasaan hampa, sepi dan kering yang kita dapat apabila kita melupakan Allah SWT)


Inikah yang kau mau, benarkah ini janjimu
Hanya engkau yang ku tuju
Pegang erat tanganku, bimbing langkah kakiku
Aku hilang arah tanpa hadirmu, dalam gelapnya malam hariku

(Kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat menjadi balasan kita umat manusia apabila kita mentaati segala perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Dengan bimbingan dari Allah SWT, yakinlah kita umat manusia tidak akan mendapatkan kesesatan baik di dunia maupun di akherat kelak)


Teringat ku teringat, pada janjimu ku terikat
Hanya sekejap ku berdiri, kulakukan sepenuh hati
Tak peduli ku tak peduli, siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tiada arti, jika kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati

(Sholat. Adalah salah satu cara untuk mengingat Allah SWT. Sebentar memang, tapi perlu dilakukan dengan hati yang ikhlas dan khusyuk. Baik di waktu malam maupun siang hari, kewajiban sholat tidaklah pantas untuk kita tinggalkan sebagai umat muslim. Apabila telah dilaksanakan dengan baik sholat itu, kegundahan dan kesediahan dalam hati kita tiada artinya karena dalam sholatlah kita bisa mengadu, menangis dan menyandarkan lelah hati kita kepada Dzat Yang Maha Agung, Allah AWT)



Yah.... Memang tidak terlalu bagus deskripsi yang saya tulis. Saya memang ndak terlalu mahir merangkai kata-kata yang bagus. Tapi itulah makna lagu Sandaran hati yang bisa saya tangkap. Bukan sebagai kewajiban, Sholat adalah kebutuhan kita dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana ini.

Mungkin sampeyan bisa ngasih deskripsi yang bagus untuk memaknai lagu diatas?



nb : Salut buat Letto.......
gambar saya comot dari sini

Jumat, 01 Agustus 2008

Ayo Yang Disana.... Digoyang Yoook......

Tulisan ini hanya merupakan bentuk kengerian yang saya tangkap setelah mengamati perkembangan salah satu jenis musik yang sungguh sangat merakyat di Indonesia tercinta.

Anda pernah mendengar teriakan penyanyi DANGDUT seperti judul diatas??

Oke... buang dulu rasa gengsi dan mungkin jijik mengenai musik dangdut. Diakui atau tidak, musik dangdut memang musik yang begitu familiar pada masyarakat indonesia. Hampir semua elemen bangsa ini tahu apa itu dangdut. Jenis musik yang apabila terlantun, maka akan tanpa sadar bisa membuat salah satu organ tubuh kita (minimal jempol tangan) untuk bergoyang.

Seniman-seniman dangdut pun tidak kalah banyak di negeri ini. Yang begitu fenomenal tentu saja si Raja Dangdut Rhoma Irama. Masih ada pula mansyur S, Rita Sugiarto, Evie Tamala, Imam S Arifin dan pedangdut handal lainnya. Pedangdut-pedangdut muda pun sudah banyak yang bermunculan. Dengan banyaknya acara pencarian bakat dari stasiun televisi, seolah makin memudahkan calon-calon pedangdut itu untuk tampil dan unjuk kemampuan cengkok dangdutnya.

Tapi kekhawatiran dan keprihatinan akan musik dangdut juga semakin membesar juga. Bukan cuma saya, sampeyan-sampeyan juga pasti merasakan apa yang saya rasakan.

Saya bukan penikmat atau memiliki obsesi pada musik dangdut. Saya hanya respek dengan musik ini karena sangat bisa menyentuh sampai kalangan paling bawah di negeri gemah ripah loh jinawi ini. Tapi rasa respek saya seolah hilang berganti dengan rasa jijik, nggilani atau apa itu, setelah kemunculan-kemunculan pedangdut wanita dengan goyang mengerikan.

Bisa dibilang kemunculan goyang berbau seronok itu dimulai dengan saudari Inul Daratista. Penyanyi asal pasuruan yang keren dengan goyang ngebornya ini seolah menjadi pioner untuk membuka kesempatan bagi pedangdut serupa untuk muncul. Pro kontra juga mengiringi kemunculan ratu ngebor ini. Mulai dari protes para pedangdut senior, sampai dengan kecaman para alim ulama atas goyangan bikin keringat dingin itu.

Sekarang, perkembangan dangdut dengan goyang seronok ini semakin menjadi-jadi. Terlihat di layar televisi beberapa hari yang lalu, sebuah acara musik dangdut dengan penyanyi wanita berpakaian minim, bergoyang dengan erotis dan seorang lelaki sok kaya dengan uang di tangan memberikan saweran. Saweran itupun diletakkan di -maaf- bagian vital tubuh sang penyanyi.

Njriiit...!!! sumpah jijik...!!!

Baiklah.... mereka memang mencari nafkah dengan menjadi penyanyi dangdut. Tapi apa iya harus begitu? Inul dan kawan-kawan juga pernah bilang bahwa goyangan yang mereka tampilkan adalah bagian dari seni. Seni dengan menonjolkan pantat ke muka penonton, seni apaan woi?! Apakah goyang itu seni yang sering disebut blogger di intranet DJP ini sebagai seni PUP SAMBIL KAYANG??

Saya setuju dengan sikap beberapa kepala daerah yang melarang penyanyi dangdut wanita dengan goyang remeknya itu. Bukan berarti setuju mematikan lahan rejeki orang, tapi kan masih bisa bernyanyi dangdut tanpa perlu bergoyang menonjolkan organ vital wanita. Lagipula yang namanya musik, alunan nada dan suara penyanyi adalah yang seharusnya lebih diutamakan, bukan goyang mesumnya. Iya tho??

Mari jadikan kesenian sebagai sebuah wadah hiburan dan rekreasi, dan bukan sebagai kedok dan pembenaran dari kemesuman.


nb : no offense kepada sampeyan-sampeyan yang mungkin suka musik dangdut. Hanya ingin masyarakat dan musik dangdut tidak semakin rusak oleh goyang maut.